Tuhan dalam Secangkir Kopi
Perihal aku yang membenci duniaku. Aku mengira menjadi asing itu bisa bebas. Menikmati nada tanpa irama, Mengalir tanpa bermuara, Melewati ketidak teraturan ini dan menjadi asosial terhadap lingkungan yang kaku. Hingga semua berakhir dalam keadaan baik-baik saja.
Lebih tepatnya saat ini aku hanya salah tempat untuk larut dalam segala hal yang semakin rumit. Ingin segera berimigrasi ke lain galaksi. Bebas ! sunyi tanpa suara jerit-jerit makian tanpa solusi. Bumi terlalu sempit untuk para kaum ego. Yang mementingkan dirinya tanpa merasa ada peranan orang lain hingga kau tercap menjadi manusia paling 'benar'. Ya. Duniaku bukan disini, aku ingin pergi jauh menetralkan angkara murka di jagat raya sana.
Hingga bisikan menghampiri "kau tidak bisa melewati keadaan be(risi)k ini sendirian".
Kau hanya butuh waktu untuk mengerti keadaan lingkunganmu, menjalani repetisi membosankan ini dengan kawan itu lebih mengasyikan. Ketimbang menghabiskan waktu berteman dengan sepi. Meratapi apa yang terjadi dan hilang tanpa ada yang mencari itu seraya membunuhmu secara perlahan.
Sesekali cobalah mampir ke kedai kopi, nikmati secangkir robusta, suara nada musik indie, bersyukur tanpa pamrih,
dan berteriaklah "be(risi)k" pada masalahmu yang menghampiri. Tuhan ada dalam secangkir kopimu.
Aha, 30 April 2017
Galery : Devianart/svenstoned13